Rabu, 20 Juli 2016

Buat Para Guru Dan Murobbiy

Syeikh Al-Mujahid Abdullah Azzam Rahimahullah berkata:

Tarbiyah tidak bisa diperoleh melalui lembaran-lembaran kitab, dan tidak pula dibagi-bagikan lewat brosur-brosur. Mereka yang mengambil sesuatu dari balik kitab dan membaca dalam majalah-majalah, hanyalah mendapatkan tsaqafah bukan tarbiyah.

Sungguh beda, dan jauh amat berbeda antara tsaqafah dan tarbiyah. Makanya anda dapati perbedaaan yang sangat jauh antara pemuda yang terbina di tangan para tokoh ulama dengan pemuda yang terdidik melalui lembaran-lembaran buku.

Saya tidak mengatakan “terbina melalui lembaran-lembaran kitab”, oleh karena itu mu’alim dan qaid tidak memberikan pelajaran adab melalui pengetahuan dan fikrahnya saja. Tapi dia membina melalui amal perbuatannya, sebagai suri tauladan yang baik bagi orang-orang yang ada di sekelilingnya.

Dia membina anak-anak asuhnya melalui tingkah lakunya yang baik, melalui budi pekertinya dan iltizamnya terhadap Islam. Melalui zuhudnya dan syaja’ahnya (keberanian).

Tunas-tunas yang sedang berkembang ini terbina di sekelilingnya, dan akan tumbuh matang dengan izin Rabb-nya, di atas petunjuk kitabullah dan sunnah Rasul-Nya.

Maka tidaklah aneh jika Ibnul Mubarak hingga mengatakan, “Dua puluh tahun aku habiskan waktuku untuk menuntut ilmu dan *tiga puluh tahun ku habiskan waktuku untuk menuntut Adab.*” Oleh karena adab tidak bisa diperoleh melalui kitab, adab hanya bisa didapat melalui akhlak para alim ulama’.

Tarbiyah Jihadiyah. Syaikh Abdullah Azzam Rahimahullah.

Jumat, 15 Januari 2016

Islam kini ibarat masa dulu di "sekolah"

    Mungkin kita semua perna merasakan masa-masa kala kita masih di bangku sekolah. masa yang indah, penuh dengan sukacita, tawacanda, dan gembiraria. namau ada beberapa orang yang kurang beruntung nasibnya, menganggap masa ini adalah masa kelam bagi dia, tidak menutup kemungkinan kita adalah satu di antara mereka.
    Mereka yang "kurang" biasanya menjadi korbana bullyng.
kurang harta misalnya, atau kurang ganteng, atau kurang pintar. setiap kali mereka yang "kurang" berbicara, pasti disorakin. kalau ada yang berbuat salah, sering mereka yang di salahkan. yah,  kira-kira begitulah nasib mereka yang "kurang". dan satu di antara kita mungkin pernah menjadi korban maupun (bullyer)
    Mereka yang  "kurang" juga tak jarang menjadi pelaku (bullyer).
"kurang" perhatian, sehingga mencari perhatian
"kurang" senag lihat orang lain bahagia
"kurang" didikan orang tua, terutama didikan Agama
"kurang" ajar bahkan  "kurang" kerjaan.
    Potret Islam zaman ini menampilkan kembali wajah sejarah dulu di "sekolah"
 ketika ada aksi teror selalu saja Islam yang di kambing hitamkan. diciptakanlah Islam radikal, Islam garis keras, sampai ISIS.
padahal kalaupun ada, hanyanlah segelintir kecil Muslim yang tidak faham akan Islam. lantas 
ditunggangi oleh kepentingan politik Internasional yang berdalangkan Amerika da konco-konconya.

sementara itu di belahan lain Amerika yang nyata-nyata melakukan pembunuhan secara masal. tidak dicap Teroris.
Yahudi apalagi, penduduk Gaza dibantainya habis-habisan seolah tidak diketahui seisi bumi.
seolah dalam kamus mereka tidak ada kata TERORIS kata ini hanya ada dalam kamus Islam.
memang ummat Islam memang sekarang lagi kuran-kurangnya.
"kurang" faham akan Agamanya
"kurang" taat atas perintah Allah
"kurang" kenal sama Suri teladannya
"kurang"  "ngeh" dengan kondisi sudaranya
ya Muslim Kini masih Banyak kekurangan. mari sama-sama kita membenah diri, keluarga, lingkungan, bangsa dan negara.



Sabtu, 18 April 2015

asbabun nuzul



Asbabun nuzul
Asbabun nuzul merupakan salah satu ilmu yang penting di antara ilmu-ilmu Al Quran. Ilmu ini akan membantu kita untuk memahami tafsir ayat-ayat yang ada.
Asbabun nuzul juga dianggap salah satu pokok dari pokok-pokok yang prinsipil, dalam mengambil makna ayat yang tepat; Pengambilan hikmah dibalik pengsyariatan sebuah hukum; memahami pemeliharaan Allah atas makhluq-Nya dalam urusan hidayah; mengerti hakikat berangsurnya pengsyariatan sebuahh hukum. Dan seterusnya yang akan datang setelah ini.
Banyak ulama yang sudah membahas ilmu ini dalam berbagai segi, Pertama; pentingnya ilmu ini dan ulama-ulamanya, Kedua; pengertian ilmu ini, bentuknya, serta perbedaannya dengan (munasabatun nuzul) situasi dan kondisi saat ayat suci di turunkan, Ketiga; pembagian Al Quran di tinjau dari sababun nuzul dan hikmah yang terkandung, Keempat; manfaat mengetahui sababun nuzul, Kelima; sumber-sumber yang berkaitan dengan pengetahuan tentang sababun nuzul, Keenam;  apakah yang dianggap adalah keumuman lafaz ataukah kekhususan sabab, Ketujuh; cara menyesuaikan antara beberapa riwayat dalam sababun nuzul.
Pentingnya sababun nuzul;  ulama-ulama yang mencurahkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk menekuni ilmu ini.
Dengan mempelajari ilmu tentang asbabun nuzul, dapat kita pahami bagaimana perhatian ulama dengan  ilmu ini dan penjagaan mereka atasnya, baik dalam hal mengumpul, memberi komentar, ataupun meneliti. Tidak heran jika banyak buku yang yang hadir khusus membahas masalah ini. Berikut ini adalah para ulama yang menulis buku-buku tentang ilmu dimaksud.
·        Ali Bin Al Madini, wafat 234 H
·         Al Waahidi, wafat 427 H
·        Ibnu Jarir Al Asqalani, wafat 857 H
·        Suyuthi, wafat 911 H
Kita juga menemukan, kitab-kitab hadits menyediakan bab khusus dalam masalah asbabun nuzul; atau kitab tafsir yang di dalamnya ada hadits tentang asbabun nuzul. Sebagaimana Imam Al Bukhari dalam sohihnya, mengkhususkan hadits-hadit yang berkaitan dengan tafsir dan asbabun nuzul dalam satu bab.
Sababun nuzul memang benar-benar ada dan nyata. Yang oleh karenanya, satu ayat atau beberapa ayat, bahkan sebuah surat diturunkan. Dan sababun nuzul juga bisa berupa satu peristiwa yang terjadi pada seseorang atau kelompok; Perkara kecil atau luar biasa. Atau berupa pertanyaan kepada Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam. Maka turunlah ayat yang dengannya pertanyaan yang dilemparkan ke Nabi Allah terjawab.
Misalnya surat Al Kafirun. Surat ini turun setelah orang-orang kafir Quraisy dengan ketidaktahuan mereka, mengusulkan kepada Rasulullah agar menyetujui perjanjian yang mereka buat. Yang isi dari perjanjian itu adalah agar kiranya mereka para kafir Quraisy menyembah Allah selama setahun bersama Rasul dan kaum muslimin. Dan tahun berikutnya, Rasul dan kaum muslimin selama setahun mendapat giliran menyembah apa yang mereka sembah berupa berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri. lantas turunlah surat ini menegaskan
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".(QS. AlKafirun 1-6).

Dengan demikian berakhirlah pembahasan kami berkaitan dengan poin pertamadari tujuh poin yang mempunyai keterkaitan yang cukum erat dengan asbabun nuzul. Insya Allah kita akan membahas kembali poin-poin berikutnya dalam waktu dan kesempatan berikutnya. Wallahu a’lam bishshawab. Alhaqqu min Rabbikum.